Minggu, 25 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Kata demokrasi adalah kata yang populer pada abad 21 ini (arif: 2003). Demokrai merupakan sebuah idiologi yang digunakan pada sistem pemerintahan dan beragam kehidupan negara, tidak terkecuali pada kehidupan pribadi. Demokrasi mampu merasuk dan menanamkan pada kepribadian. Secara tidak langsung negara mampu memberikan pengaruhnya kepada tingkah laku warganya. Kenyataan ini sering kali disebut oleh para ahli sebagai kontrol negara. Kemampuan negara untuk ikut campur dan mengatur tingkah laku warga negaranya digunakan untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan. Keinginan yang melekat dan sebagai arah pembangunan bangsa dsebut sebagai kehidupan yang sejahtera. Ada pun pemamaknaan mengenai kesejahteraan memberikan pemahaman yang luas. Hal ini tidak saja menyangkut sendi-sendi materiil. Tetapi menyangkut kepuasaan lahir dan batin. Sedangkan sebagai bentuk konkrit atas lahir dan batin ini seringkali mendapatkan perhatian dan partisipasi masyarakat. Publiklah yang akan menilai proporsi dan komposisi diantara perpaduan nilai-nilai materiil dan non materiil. Melalui serangkaian sistem demokrasi yang terbangun tidak saja pemerintah memegang kendali atas nasib negara. Akan tetapi rakyat turut serta andil alih.

Pada dunia ketiga banyak negara yang memilih demokrasi sebagai pilihan tatanegaranya. Demokrasi dianggap mampu memberikan kepuasaan dan menjaga stabilitas negaranya. Walaupun tidak dapat dipungkiri sistem demokrasi melalui prosedur yang berbelit-belit bila dibandingkan dengan sistem-sistem idiologi lainnya. Seperti halnya sistem fasisme dengan bentuk pengambilan keputusan yang bersifat cepat atau bersifat top down. Seorang pemimpinlah sebagai pihak yang jelas mengambil keputusan. Segala pertimbangan dan tanggung jawab berada dibawah kendali sang pemimpin. Bahkan simbol atas negara adalah sang pemimpin itu sendiri. Secara tidak langsung pemimpin adalah subjek dari arah pemerintahan. Sedangkan rakyat adalah objek yang dikendalikan sang pemimpin. Pada kasus ini dapat dikatakan “ dari pemimpin, oleh pemimpin dan untuk negara “. (Ranadireksa: 2007). Penjelasan negara disini mengandung pemahaman yang beraneka ragam atau disebut tidak jelas. Tidak ada pembatasan antara kepentingan individu sang pemimpin dengan kepentingan rakyat.

Disisi yang berbeda terdapat idiologi komunisme. Dalam sistem komunisme mengatasnamakan rakyat dengan kriteria kelas yang berkuasa untuk kepentingan kelas yang tertindas. Dan negara harus adalah bentuk dari kelas ploretariat. Ploretariat adalah para pekerja kasar yang menjadi korban dari para golongan elit atau disebut borjuis. Tidak saja memiliki modal yang lebih untuk menguasai faktor-faktor produksi, akan tetapi para elit dapat dimaknai sebagai negara yang membela dan melanggengkan penderitaan kelas ploretar.

Bentuk negara yang didasarkan idiologi komunis ini menunjukkan adanya tampang keras. Tujuannya tidak lain untuk melindungi rakyat itu sendiri dari korban kapitalisme. Seperti halnya di Rusia pada era Lenin negara berfungsi sebagai alat penekan rakyat. Alasan utamanya untuk menjaga stabilitas dan menjadikan terjaganya sistem negara komunisme. Kediktatoran negara pada era komunisme ini telah mengambil tumbal akan warga negaranya dengan jumlah jutaan.

Baik idiologi fasisme maupun idiologi komunisme pada akhirnya kurang mendapat tempat bagi warga dunia ketiga. Baik ditinjau dari pengalaman sejarah maupun akademis, demokrasi telah berkembang sedemikian hebat. Didasarkan sejarah perang dingin; blok barat yang dikenal dengan kapitalis maupun pro demokrasi mampu menunjukkan adi kuasanya. Sedangkan nilai-nilai demokrasi telah berkembang sebagai proyek raksasa yang menjamur diberbagai negara. Bahkan tidak dapat disangkal bahwa idiologi demokrasi sebagai keharusan yang tidak dapat ditolak (arif: 2003). Banyak negara yang berjuang dengan pembangunannya justru hancur dikarenakan menolak kehadiran demokrasi pada tatanan modern ini. Demokrasi tidak saja mencakup sistem dalam suatu negara, akan tetapi demokrasi mencakup pula sebuah sistem demokrasi antara negara yang satu dengan yang lainnya. Secara tidak langsung demokrasi sebagai jalan menuju globalisasi baru.

Pada praktinya, negara demokrasi sebagai negara yang dipahami secara normatif sebagai hasil representasi rakyat ini tidak mutlak menyajikan banyak kepuasaan diantara warganya. Demokrasi dengan korelasi globalisasi; keterbukaan, transparansi, partisipasi, good governance dan lain sebagainya tidak jarang menghadirkan bencana. Banyaknya partsipasi masyarakat maupun kelompok kepentingan menjadikan proses demokrasi secara intern banyak ditumpangi beragam kepentingan. Negara cenderung menyajikan kepentingan para penanam modal. Negara sebagai fasilitator menyajikan sebuah lahan yang bagus untuk dikunjungi dan diekspoitasi.Dikatan oleh Hertz melalui kutipan opini (kompas,3/3/2002) bahwa dalam hippotesanya globalisasi menjadikan leyapnya negara. Melalui demokrasi yang mencakup bidang ekonomi akan menjadikannya matinya demokrasi itu sendiri. Kepala negara berserta jajaran justru menjual hakekat penugasannya atas cita-cita suatu bangsanya. Semua demi kepentingan pembangunan yaitu ekonomi. Akan tetapi tanpa sadar mengabadikan kepentingan negara untuk mempermudah penguasaan para pemodal.

Tidak saja pada lingkup internal negara, globalisasi berkembang membentuk sebuah jaringan antar negara. Dalam sistem jaringan tersebut membentuk jaringan sang penguasa modal hingga sebagai korban konsirasi internasional. Dijelaskan oleh Aminuddin (2009) globalisasi melahirkan adanya ketergantungan diantara negara-negara yang sedang berkembang. Hal teresebut terjalin melalui serangkaian kerjasama dan beragam kegiatan bantuan. Hingga kejahatan tingkat tinggi yang terbentuk terdapat pembagian negara pusat sebagai otak pelaku utama. Negara pusat memberikan bantuan kepada negara-negara pinggiran atau negara berkembang. Akan tetapi bantuan dengan maksud kredit tersebut didistribusikan melalui nerga quasi central dan semi pinggiran. Tujuannya untuk menempatkan para borjuis tersebut pada posisi aman bahaya resiko kredit. Sistem inilah yang menjadikan negara pinggiran sebagai negara yang terjebak dalam lingkaran ketergantungan dan pada kesejahteraan yang tidak memuaskan. Kemerdekaan cenderung bersifat semu.

Melihat kenyataan tersebut demokrasi dengan beragam dasar-dasar nilainya perlu dipertanyakan untuk menjawab tujuan awal dari kesejahteraan rakyat. Idiologi ini tampaknya menjadi propaganda atas tujuan kelompok tertentu. Demokrasi mengundang banyak pertanyaan kelangsungan kehidupan manusia.

B. Rumusan masalah
1. Apa akar permasalahan dalam konsep demokrasi?
2. Siapa yang paling dirugika dengan sistem demokrasi?
3. Masihkan demokrasi diperlukan dalam kehidupan negara?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui akar permasalahan dalam konsep demokrasi.
2. Mengetahui pihak-pihak yang paling dirugikan dengan praktik demokrasi.
3. Mempertanyakan eksistensi demokrasi


BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Mala Petaka Dalam Demokrasi

Sebelum mengkritik dan mengkaji demokrasi hendaknya terlebih dahulu kita mengenal demokrasi. Termasuk nilai-nilai dasar demokrasi dan karakter yang mendarah daging. Menurut Hendarman Ranadireksa (2007), idiologi demokrasi memiliki nilai-nilai: bottom up& transparansi, pemerintahan ramping dan desentralistik, akuntabilitas publik, kepemimpinan teruji, budaya kritik dan budaya bersaing. Artinya idiologi demokrasi adalah wujud dari representasi kepentingan rakyat. Negara sebagai penyelenggara berfungsi memfasilitasi kepentingan rakyat, baik melibatkan partai politik maupun kelompok kepentingan dalam sistem kenegaraannya. Berkonsekuensi mengemban aspirasi rakyat, penyelenggaraan pemerintahan memegang asas keterbukaan/transparansi. Warga negara berhak mengetahui segala mekanisme maupun permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Melalui ruang publik, kepentingan pemerintah dan rakyat dapat terjalin dengan baik. Diantara keduanya saling menghasilkan kontrol.

Pada aspek pemerintahan ramping dan desentralistik menjelaskan bahwa ototritas pemerintah pusat tidak dimaksudkan menguasai masyarakat maupun lembaga negara yang ada dibawahnya. Bentuk pemerintahan tidak semata terstruktural vertikal, akan tetapi memberikan ruang secara horisontal. Otoritas pemerintah pusat tidak absolut menguasai, tetapi membagi kekuasaan dan saling mengormati. Sedangkan fungsi pemerintahan pusat tidak lain sebagai hasil akhir aspirasi lembaga pemerintah dibawahnya. Wujud dari horisontal adalah adanya desentralisasi. Wujud manajemen seperti ini tidak saja memberikan banyak keuntungan bagi pemerintah pusat; penyelenggaraan pemerintahan tidak bergantung kepada pusat dan berjalan lebih efektif. Sedangkan otoritas pemerintahan daerah memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan yang dipahami masyarakat yang bersangkutan. Ditinjau dari segi ekonomi, pemerintahan ini banyak menghemat pembengkakan dana untuk membayar pegawai. Hal ini ditinjau memberikan ruang bagi pelaku ekonomi.
Akuntabilitas Publik menjelaskan keberadaan dana negara berasal dari pajak rakyat. Segala administrasi yang dijalankan oleh pemerintah eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun militer harus dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Sebagai tanggung jawab norma sosial, legislatif sebagai wujud aspirasi rakyat memiliki wewenang akuntan publik untuk melakukan verivikasi laporan kinerja pemerintahan. Legislatif selaku parlemen memiliki wewenang yang telah diatur dalam konstitusi untuk menghindari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak sehat.

Nilai kepemimpinan yang teruji adalah hasil dari keinginan rakyat, terdapat legimasi bagi rakyat untuk memilihh seorang pemimpin tanpa membedakan adanya perbedaan etnis, golongan, agama, kaya-miskin. Dasar nilai yang dipahami adalah persamaan atas setiap derajat manusia. Setiap manusia memiliki hak dan kesempatan yang sama sebagai hakikat dari kemanusiaan. Akan tetapi yang membedakan seseorang untuk mendapat legitimasi dari publik adalah kemampuannya. Masyarakat memiliki kriteria tesendiri untuk memilih seseorang menjadi pimpinan yang diinginkan. Proses pemilihan melalui pesta demokrasi atau disebut pemilihan umum (pemilu). Pemilu menghargai kebebasan individu untuk memilih seorang kandidat sesuai dengan hati nuraninya tanpa adanya paksaan yang menimbulkan nestapa. Budaya kritik adalah nilai yang sangat penting dalam kehidupan demokrasi. Adanya pro dan kontra dalam masyarakat memunculkan gagasan atas memperjuangkan kebenaran sesuai dengan kehendaknya. Terjadilah dialektika untuk membangun tawar-menawar. Budaya kritik ini muncul didasarkan kebebasan setiap individu untuk menyampaikan dan menjelajahi alam gagasan secara lisan maupun tertulis. Menurut penulis, dampak positif yang dihasilkan adalah berkembangnya partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan.Tidak saja berhenti disini, kreatifitas dapat pula membangun persatuan. Karena tawar-menawar dalam demokrasi menghasilkan budaya kesepakatan. Sedangkan bila ditinjau kembali menurut Ranadireksa, dari segi ekonomi budaya kritik memberkan kontribusi yang besar bagi perkembangan ekonomi. Perbandingan antara negara yang memelihara budaya kritik dan negara ang menutup kebebasan akan kreatifitas masyarakatnya menhasilkan perbedaan yang nampak. Negara yang mengadopsi budaya kritik, mengalami kemajuan lebih besar dibandingkan negara yang berhaluan sebaliknya.

Nilai terakhir yang perlu diperhatiakan adalah budaya bersaing. Didasarkan adanya persamaan, setiap individu berusaha memperebutkan sebah keyakinan. Keyakinan dapat mencakup siapa yang berhak memegang kekuasaan dalam negara. Siapa yang berhak memegang kekuasaan tidak lain harus dari rakyat itu sendiri. Seseorang untuk memenangkang persaingan harus mampu menghasilkan kesejahteraan bagi negara dan rakyat. Persaingan pun harus tetap berjalan dengan sehat, menghargai keberadaan pihak yang menang. Budaya persaingan tampaknya memiliki korelasi yang kuat dalam hal ekonomi. Budaya persaingan memacu semangat swasta dan wirasta. Kondisi yang demikian tidak saja membantu pemerintah dalam pembangunan, akan tetapi masyarakat dapat bekerja secara mandiri.
Melihat serangkaian gagasan yang telah diuraikan diatas memberikan gambaran indah hidup ala demokrasi. Gagasan-gagasan tersebut memilihi harapan yang tinggi utuk membangun keejahteraan bagi umat manusia. Dibalik keindahan retorika nilai-nilai demokrasi terdapat pula permasalahan sosial yang terus berkembang. Akan tetapi hal utama yang perlu dikaji adalah gagasan awal dari permasalahan ini.

Bila kita meninjau kembali nilai-nilai demokrasi yang telah dikemukakan oleh Ranadireksa tidak lepas dari adanya nilai-nilai kebebasan dan persamaan. Kedua nilai inilah yang terus berkembang menjadi beragam gagasan diantara sistem negara. Tanpa disadari keindahan nilai tersebut turut serta menghadirkan beragam permasalahan.

Ditegaskan oleh Arif (2003) dalam kajiannya tentang praktik demokrasi, bahwa eksistensi persamaan dalam demokrasi mendapat tantangan besar untuk tetap diterima secara moral. Tanggung jawab moral dapat diuji ketika keberadaan seseorang dihadapkan dengan kekuasaan, wewenang dan status sosial. Bila dimulai dari kesepakatan manusia yang didasarkan atas persamaan, semuanya telah berubah ketika seseorang mendapatkan legitimasi dari banyak kalangan untuk memiliki jabatan. Sebagai konsekuensinya, kepercayaan yang diberikan bukanlah sebatas sistem pemerintahan yang melayani kehendak rakyat secara mutlak. Akan tetapi kewenangan diikuti oleh kepercayaan seorang pemimpin untuk membawa nasib sekian banyak masyarakat yang telah melegitimasinya.

Bila ditinjau dari kekuasaan, otoritas adalah kekuasaan yang dilegalkan. Seseorang yang memiliki ototritas memiliki kemampuan lebih mengatur tingkah laku manusia lainnya. Tentunya kemampuan ini tidak dapat disamakan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Bahkan menurut Norzick (1964); hal yang menentukan keberhasilan dari banyaknya persamaan manusia pada idiologi liberal adalah kemampuan seseorang yang bersangkutan itu sendiri. Pada tataran demokrasi yang telah diuraikan pada pembahasan diatas menjelaskan pentingnya nilai persaingan. Artinya disini persamaan cenderung sebagai normatif. Dalam praktiknya, hanya segelintir orang saja yang mampu mendapatkan nilai lebih dibanding manusia lainnya. Bahkan telah dijelaskan oleh Aminuddin (2009) secara tidak langsung bahwa dalam masyarakat yang telah menganut nilai-nilai persamaan, tidak lepas dari adanya stratifikasi sosial, khususnya dalam permasalahan ekonomi. Hal ini menunjukkan nilai-nilai persamaan justru menjadikan fatamorgana bagi impian yang sebatas lamunan. Persamaan tidak pernah ada dimasyarakat.
Dijelaskan oleh Adolf Hitler (2008) bahwa kehidupan bernegara harus dikendalikan oleh seseorang yang terkuat. Orang inilah sebagai seseorang yang layak untuk memimpin negara dengan legitimasi yang sah. Artinya seseorang yang memiliki kekuasaan terkuat harus menjadi pemimpin negara. Sedangkan seseorang yang tidak mutlak sebagai orang terkuat, tidak layak untuk menjadi pemimpin negara. Ada pun pernyataan tersebut bersebrangan dengan kenyataan demokrasi. Negara demokrasi dijalaskan oleh Ham dan Hill (1984) dalam teorinya pengaitan dijalankan atas tawar menawar kekuasaan dibalik kepentingan aktor-aktor politikus. Hal ini menandakan antara pihak yang satu dengan yang lainnya tidak bersifat struktural seperti yang telah dikehendaki oleh Hitler, akan tetapi seseorang dalam kemitraan yang bersifat kontrak. Maka tidak menuntut kemungkinan dalam tawar menawar ini terjadi permasalahan di kelak hari. Permasalahan yang terjadi tidak terbatas pada tataran hubungan pribadi. Permasalahan ini menyiasakan pada hubungan aparat negara. Kekacauan kepentingan diantara para politikusnya, turut serta mempengaruhi administrasi negara. Kondisi yang demikian inilah yang menjadikan kekacauan yang cenderung bersifat informal. Tidak lain, hal ini disebabkan oleh persamaan dan ketidak jelasan struktural kekuasaan yang dilegitimasi oleh negara.

Defisi negara menurut Roger H. Soltau (Budiardja: 2000) “Negara adalah alat atau wewenanang bersama, atas nama masyarakat”. Artinya negara adalah hasil dari kehendak rakyat. Negara menjalankan keinginan-keinginan rakyat melalui proses kebijakan. Menurut Westergaaed, J. dan H. Resler (1976:143) “… kapitalis membuat keputusan. … keputusan (negara) dibuat mereka-termasuk oleh pemerintah … ). Maksud dari pernyataan ini adalah para kaum elit atau orang berkuasa yang tidak memiliki wewenang memiliki pengaruh yang besar dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Seperti halnya politik dagang sapi yang telah dijelaskan Ham dan Hill (1984) bahwa terjadi tindak tawar menawar. Keberadaan seorang aspirator rakyat memiliki peluang yang besar untuk mengganti aspirasi kapitalis.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan dan kebebasan demokrasi berdampak persaingan dan membentuk sistem yang justru didomonasi oleh kelas yang berkuasa/ pihak-pihak yang memiliki nilai lebih untuk melakukan akses.


BAB III
PEMBAHASAN


A. Akar Permasalahan Dalam Konsep Demokrasi
1) Mengetahui penjabaran konsep demokrasi.

2) nilai-nilai persamaan, kerakyatan dan kebebasan sebagai sumber masalah→ berdampak pada lemahnya peran negara.→Dengan demikian terdapat pihak-pihak yang mengatasnamakan rakyat dalam mengambil keputusan.→ dari banyaknya pihak yang bersuara mengakibatkan ketidak jelasan arah penyelesaian permasalahan sosial dan pihak yang bertanggungjawab.(ex;kebudaaan populer mampu mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan).

B. Potensi Dampak Praktik Demokrasi

1) Keberadaan demokrasi dengan konsep suara rakyat menandakan rakyat yang berkehendak(tetapi hanya sebagian kecil rakyat yang mampu menjadi elit). →Secara tidak langsung terdapat potensi liberalisme dan praktik kapitalisme.→ Muncullah globalisasi → Dan disusul beragam permasalahan yang komplek.

2) Dengan demokian pihak yang sebenarnya dirugikan pada dasarnya adalah rakyat itu sendiri. Rakyat hanya sebagai topeng dibalik kekuasaan elit.

C. Eksistensi Demokrasi

1) Negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab pada kehidupan rakyatnya. Konsep negara dengan raut demokrasi menunjukkan ketidak jelasan negara itu sendiri. Banyak pihak yang mampu mengatasnamakan diri sebagai tugas negara.

2) Dibutuhkan pengambilan keputusan yang efektif, keteraturan hukum yang tegas dan para penguasa yang memiliki wewenang formal.


DAFTAR PUSTAKA


Saiful Arif (kompas,3/5/2013)

Arif, Saiful. 2003. Ilusi Demokrasi. Depok: Desantara.

Ranadireksa, Hendarmin. 2007. Arsitektur Konstitusi Demokrasi. Bandung: Fokus Media.

Aminuddin, M. Faishal, et al. 2009. Demokrasi dan Neoliberalisme: Pengaruh Dan Dampaknya Bagi Demokratisasi. Yogyakarta: Logung Pustaka.

Norzick, Robert.1964.Anarchy, State and Utopia.Oxford:BlackWell

Hitler, Adolf, 2008. Mein Kamf. Diterjemahkan oleh Ribut Wahyudi dan Sekar Palupi. Yogyakarta: Narasi.

Ham, C. and M. Hill., 1984. The Policy Process in the Modren Capitalist State, Harvester Wheatsheaf. Sussex: Brighton.

Budiardjo, Miriam, 2000. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Westergaaed, J. dan H. Resler, 1976. Class in A Capitalist Society. Penguin: Harmondswort Middx.

Sabtu, 24 Mei 2014

KARBURATOR

Karburator merupakan bagian dari mesin yang bertugas dalam sistem pengabutan(pemasukan bahan bakar ke dalam silinder). Untuk itu fungsi dari karburator antara lain:
  1. Untuk mengatur udara dan bahan bakar ke dalam saluran isap.
  2. Untuk mengatur perbandingan bahan bakar-udara pada berbagai beban kecepatan motor.
  3. Mencampur bahan bakar dan udara secara merata.


Berikut akan dijelaskan satu per satu bagian dari karburator beserta fungsinya:

1. Ruang Bahan Bakar.
Semua karburator memerlukan suplai bahan bakar yang selalu stabil.penyuplaian bahan bakar (dari tangki) akan dikendalikan oleh pelampung. Pelampung berfungsi untuk mengatur/ mengontrol pergerakan jarum pelampung bedarkan jumlah bahan bakar yang terdapat didalam ruang bahan bakar. Jarum pelampung berfungsi untuk menutup dan membuka seluran bahan bakar dari tangki. Bila jumlah bahan bakar di ruang bahan bakar telah mencapai ketinggian tertentu, maka jarum pelampung akan menutup saluran dan sebaliknya, bila bahan bakar telah berkurang maka pelampung akan turun dan jarum pelampung akan membuka saluran bahan bakar dari tangki. 

2. Mangkok karburator(float chamber)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar sementara sebelum digunakan.

2. Klep/jarum pelampung(floater valve)
Berfungsi mengatur masuknya bahan bakar ke dalam mangkuk karburator.

3. Pelampung(floater)
Berfungsi mengatur bahan bakar agar tetap pada mangkuk karburator.

4. Skep/katup gas(throtle valve)
Secara umum piston valve mengatur besar kecilnya saluran venturi, tetapi kalau kita lihat lebih jauh lagi, piston valve mengatur jumlah gas bahan bakar yang masuk kedalam silinder engine. Dilihat dari sisi ini maka fungsi piston valve adalah:
·  merubah putaran engine.
· Mempertahankan kecepatan engine (kendaraan) pada beban yang berbeda.
· Piston valve dilengkapi dengan jarum skep (jet needle) yang berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang keluar dari saluran utama (main jet).
· Jarum skep ini memilii beberapa posisi pengaturan yang dapat digunakan untuk menambah atau mengurangi pengeluaran bahan bakar dari saluran utama.

5. Pemancar jarum(main nozzle/needle jet)
Berfungsi memancarkan bahan bakar waktu motor di gas, besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.

6. Jarum skep/jarum gas(Needle jet)
Berfungsi mengaturbesarnya semprotan bahan bakar dari main nozzle pada waktu motor di gas.

7. Pemancar besar(main jet)
Main jet berfungsi untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar yang sesuai pada semua tingkat keepatan engine putaran tinggi.
Hal ini dimungkinkan oleh perubahan posisi piston valve. Semakin tinggi posisi piston valve, maka semakin tinggi jarum skep terangkat, karena bentuk jarum yang tirus, maka semakin besar celah antara main jet dengan jarum skep, maka semakin banyak bahan bakar yang akan keluar dari ruang bahan bakar.

8. Pemancar kecil/stationer(slow jet)
Saluran ini berfungsi untuk menyuplai bahan bakar kedalam silinder engine pada saat engine dalam kondisi putaran langsam. Pada kondisi ini pison valve dalam keadaan menutup rapat.

9. Sekrup gas/baut gas(trhottle screw)
Berfungsi menyetel posisi skep sebelum di gas.

10.Sekrup udara/baut udara(air screw)
Berfungsi mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bahan bakar,

11. Piston Valve Screw
Sekrup ini berfungsi untuk mengatur besar kecilnya posisi piston valve (gas) pada saat engine putaran langsam. 

12. Pilot Screw
Secrup ini berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang masuk ke ruang silinder sehingga diperoleh campuran yang tepat pada saat engine putaran langsam.  

11. Katup cuk(choke valve)
Choke valve berfungsi untuk memperkaya campuran bahan bakar, terutama pada saat engine dalam keadaan dingin. Untuk menghsilkan campuran yang kaya, pada saluran masuk dipasang sebuah piringan (choke) yang dapat menutup saluran melalui saluran utama. Pada saat choke valve ditutup, kevakuman yang terjadi disaluran udara masuk akan “memaksa” bahan bakar lebih banyak keluar dari ruang bahan bakar sehingga campuran menjadi kaya.

14. Pompa Akselerasi
Pompa akselerasi berfungsi untuk menambah jumlah bahan bakar saat engine mengalami perubahan kecepatan putaran, dari putaran rendah ke putaran tinggi. Penambahan bahan bakar ini diperlukan, sebab pada saat piston valve terangkat kevacuman akan turun sehingga suplai bahan bakar akan berkurang.

Cara kerja dari karburator dimulai pada saat mesin dihidupkan. Saat mesin hidup, mesin mengisap udara luar masuk melalui karburator. Karena kecepatan udara yang memasuki spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran masuk rendah. Sehingga bahan bakar yang memancar melalui spuyer kecil.campuran bahan bakar dan udara akan menghasilkan gas yang nantinya akan dibakar di dalam silinder.
BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Baterai adalah alat yang mampu menghasilkan energi listrik dengan menggunakan energi kimia. Baterai belumlah dikenal di zaman dahulu kala. Orang-orang bahkan belum mengenal listrik. Penerangan hanya bersumber dari api. Seiring dengan kemajuan zaman, orang-orang terus berpikir untuk menemukan kehidupan yang lebih efisien. Manusia terus melakukan penelitian-penelitian untuk menemukan suatu cara hidup yang lebih maju.

Berawal dari penemuan artifak kuno yang ternyata berupa baterai sederhana di Baghdad pada tahun 1930, membuat perhatian dunia tertuju pada berbagai penelitian untuk pengembangan baterai serta pembuatan baterai. Penemuan artifak di Baghdad tersebut menunjukkan bahwa awal mula ditemukannya baterai adalah di Baghdad di mana ilmuwan Islamlah yang mempunyai kontribusi terbesar pada sejarah awal perkembangan baterai. Namun, yang tercatat secara pasti dalam sejarah adalah yakni jenis-jenis baterai awal yang dibuat oleh manusia yakni sel Daniell, sel Leclanche, dan sel aki.

Pengetahuan tentang elektrokimia menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "menyimpan listrik agar bisa digunakan setiap waktu yang berbeda beda sesuai kebutuhan, serta dapat dipindah pindahkan. Alat penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita kenal dengan nama akumulator, accu, atau lebih sering disebut aki.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan baterai (aki)?
2. Apa saja fungsi baterai (aki)?
3. Apa saja konstruksi baterai (aki)?
4. Apa saja bagian dari baterai (aki)?
5. Apa saja tipe dan jenis baterai (aki)?
6. Bagaimana prinsip kerja baterai (aki)?
7. Bagaimana cara merawat baterai (aki)?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi baterai (aki)
2. Mengetahui fungsi baterai (aki)
3. Mengetahui konstruksi baterai (aki)
4. Mengetahui bagian baterai (aki)
5. Mengetahui tipe dan jenis baterai (aki)
6. Mengetahui prinsip kerja baterai (aki)
7. Mengetahui cara merawat baterai (aki)


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Baterai

Lead-acid battery dikenal sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di dunia di tahun 1800 oleh Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia tahun 1745. Dengan susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut sebagai “voltaic pile” maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk pertama kali.

Berikutnya di tahun 1859, Raymond Gaston Plante ahli fisika Prancis yang dilahirkan di Orthez Prancis tahun 1834, menemukan lead-acid baterry yang dapat di charge berulang-ulang (recharge). Bekerja di Paris sebagai asisten dosen jurusan fisika, Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat menyimpan tenaga listrik yang dapat dipergunakan. Aki mobil yang dipergunakan sekarang aki temuan Gaston Plante.

Ditahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat timah dengan pasta yang dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan terobosan besar yang menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid Battery.

Pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan pada plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu pasta melekat lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure, tapi Sellon masih menggunakan plat antimoni, pada tahun yang sama Volmar mengembangkan proses yang sama dengan Sellon tapi dengan menggunakan plat timah berkisi-kisi (grid).

Lead-acid battery berubah hanya sedikit saja sejak 1880, pada material kemasan dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan listriknya, memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip kerja baterry sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.

B. Definisi Baterai

Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel.

C. Fungsi Baterai

Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya.

D. Konstruksi Baterai

Berdasarkan konstruksi baterai dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

a. Konstruksi Comound
Baterai ini sel-selnya berdiri sendiri-sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar (connector) diluar case.

b. Konstruksi Solid
Baterai ini antara sel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan lead bar di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya dua buah hasil hubungan seri dari sel-selnya.

E. Komponen Battery
a. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit. Dibuat dari ebonit atau plastik, wadah untuk accu 6 volt terbagi atas 3 sel, dan untuk accu 12 volt terbagi atas 6 sel. Pada kotak baterai terdapat garis tanda permukaan atas dan bawah (Upper dan Lower). Pelat-pelat posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi hubungan singkat apabila ada bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari pelat. Tutup baterai dibuat dari bahan yang sama seperti bak/wadah.

b. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan terisi penuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 200C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260 mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat jenisnya 1,280 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Pembetulan BJ = Harga pembacaan + 0,0007 x (Temp. elektrolit - 200C)

c. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.

d. Plat Positif dan Plat Negatif
Plat positif dan negatif merupakan komponen utama suatu baterai. Kualitas plat sangat menentukan kualitas baterai tersebut, plat-plat tersebut terdiri dari paduan timbal-antimon, yang diisi dengan suatu bahan aktif. Bahan aktif pada pelat positif adalah Timbal Peroksida yang berwarna cokelat, sedang pada pelat negatif adalah spons-timbal yang berwarna abu-abu. Hal-hal yang perlu diketahu tentang plat yaitu:
- Plat positif terbuat dari lead peroxida
- Plat negatif terbuat dari spongy lead
- Biasanya plat negatif satu lebih banyak dari plat positif, meskipun beberapa baterai memiliki jumlah kedua plat yang sama.
- Plat pembatas, terbat dari bahan isolasi dipasang antara plat positif dan negatif
- Kemasan baterai dibuat dari bahan plastik atau bahan lain yang tahan terhadap asam.
- Cairan didalam baterai disebut sebagai elektrolit. Cairan mengandung kira-kira 60% air dan 40% asam sulfat.

e. Separator
Untuk memisahkan tiap-tiap sel (-) maupun sel (+).

f. Lapisan Serat Gelas (Fiber Glass)
Antara plat positif dan negatif disisipkan lembaran separator yang terbuat dari serat cellulosa yang diperkuat dengan resin. Lembaran lapisan serat gelas dipakai untuk melindungi bahan aktif dari pelat positif, karena timbal peroksida mempunyai daya kohesi yang lebih rendah dan mudah rontok jika dibandingkan dengan bahan aktif dari pelat negatif. Selain itu lapisan serat gelas juga berfungsi melindungi separator.

g. Penghubung Sel
Untuk menghubungkan tiap-tiap sel dari sel-sel baterai pada sel baterai (-) dan (+).Suatu baterai 12 volt mempunyai 6 sel, sedang baterai 6 volt mempunyai 3 sel. Sel merupakan unit dasar suatu baterai dan mempunyai voltase sebesar 2 volt. Penghubung sel ini terbuat dari paduan timbal-antimon. Ada dua cara menghubungkan sel-sel tersebut. Yang pertama dinding penyekat melalui atas dinding penyekat (Over The Partition) dan yang kedua melalui (Through The Partition). Terminal terdapat pada kedua sel ujung, satu bertanda positif (+) dan yang lain negatif (-). Melalui kedua terminal ini listrik dialirkan.

h. Sel Baterai
Untuk menambah daya baterai dalam satuan amphere.

F. Tipe Baterai

a. Tipe Basah (Wet Type)
Adalah accu yang paling banyak digunakan pada kendaraan hingga saat ini. Accu ini berisi air accu (cairan asam belerang / sulfuric acid). Pada accu basah, terdapat lubang dengan tutup yang dapat dibuka-tutup untuk menambah air accu. Air accu dapat berkurang saat accu digunakan. Hal ini terjadi karena reaksi kimia di dalam accu antara air accu dengan sel accu.

Baterai tipe basah (wet type) terdiri dari elemen-elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik (full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Baterai ini tidak bisa dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi (charge) secara periodik. Selama baterai tidak digunakan dalam penyimpanan, akan terjadi reaksi kimia secara lambat yang menyebabkan berkurangnya kapasitas baterai. Reaksi ini disebut “self discharge”.

Suatu baterai yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan kehilangan muatan listriknya. Hal ini disebabkan, setelah baterai diisi elektrolit, maka baterai mulai mengalami suatu reaksi kimia, meskipun baterai tersebut dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan pada semua baterai. Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangakaian luar disebut “Self Discharge” Sebab-sebab self discharge sebagai berikut :
· Plat negatif beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk timbal sulfat (Pb SO4)
· Hubungan singkat antara plat positif dan plat negatif melalui endapan dari material aktif
· Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positif dan negatif akan terjadi reaksi elektrokimia local.

Hal-hal seperti di atas ini yang menyebabkan muatan baterai akan berkurang meskipun tidak dipakai. Reaksi kimia yang terjadi dalam baterai akan lebih cepat dengan kenaikan suhu elektrolit. Hal ini juga berarti “Self Discharge” akan bertambah cepat jika suhu lebih tinggi. Jadi penyimpanan baterai pada suhu rendah lebih efektif dalam memperkecil kecepatan “Self Discharge”. Faktor lain yang mempercepat “Self Discharge” adalah bila elektrolit atau air suling yang diisikan ke dalam baterai mengandung material-material yang tidak diinginkan, karena akan menimbulkan reaksi local.

b. Tipe Kering (Dry Type)

Baterai tipe kering (Dry Type) terdiri dari plat-plat (positif & negatif) yang telah diisi penuh dengan muatan listrik, tetapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar pabrik dalam kondisi kering. Pada dasarnya baterai ini sama seperti dengan baterai tipe basah. Elemen-elemen bateraij ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat-plat itu terisi penuh dengan muatan listrik, kemudian diangkat dari larutan elektrolit lalu dicuci dengan air dan dikeringkan.

Kemudian plat-plat tersebut dirangkai dalam case baterai. Sehingga biala baterai tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa discharge kembali.

Baterai kering terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode dan batang karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu diletakkan batang karbon.Karena karbon merupakan electrode inert (sukar bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator (katode). Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

Anode : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-
Katode : 2 MnO2(s) + 2 NH4- (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l)

Redoks : Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Selanjunya, Zn dan NH3membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+

Zn2+(aq) + 4 NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq)

Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika sudah habis tidak dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk membuatnya tahan lama, maka NH4Cl digantidengan KOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Anode :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2 + 2e-
Katode :2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e‑ → 2 MnO(OH)(s) + 2 OH-

Redoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2 MnO(OH)(s)

G. Jenis Baterai

Aki terdiri dari beragam jenis , secara umum di pasaran kita mengenal dua jenis aki , aki basah dan aki kering, dan lebih detail lagi jenis-jenis aki sebagai berikut:
a. Aki basah konvensional
b. Aki hybrid
c. Aki kalsium
d. Aki bebas perawatan/maintenance free (MF)
e. Aki sealed

a. Aki Basah
Hingga saat ini aki yang populer digunakan adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki . Sel-selnya menggunakan bahan timbal (Pb).
Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia didiamkan terlalu lama.

b. Accu Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada material komponen sel aki . Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+) dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik dari aki basah konvensional.

c. Accu Calcium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. AKi jenis ini memiliki kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding aki basah konvensional.

d. Accu Bebas Perawatan/Maintenance Free (MF)
Aki jenis ini dikemas dalam desain khusus yang mampu menekan tingkat penguapan air aki . Uap aki yang terbentuk akan mengalami kondensasi sehingga dan kembali menjadi air murni yang menjaga level air aki selalu pada kondisi ideal sehingga tak lagi diperlukan pengisian air aki . Aki jenis ini biasanya terbuat dari basis jenis aki hybrid maupun aki kalsium.

e. Accu Sealed ( aki tertutup)
Aki jenis ini selnya terbuat dari bahan kalsium yang disekat oleh jaring berisi bahan elektrolit berbentuk gel/selai. Dikemas dalam wadah tertutup rapat. Aki jenis ini kerap dijuluki sebagai aki kering. Sifat elektrolitnya memiliki kecepatan penyimpanan listrik yang lebih baik.
Karena sel terbuat dari bahan kalsium, aki ini memiliki kemampuan penyimpanan listrik yang jauh lebih baik seperti pada aki jenis calsium pada umumnya. Pasalnya ia memiliki self-discharge yang sangat kecil sehingga aki sealed ini masih mampu melakukan start saat didiamkan dalam waktu cukup lama. Kemasannya yang tertutup rapat membuat aki jenis ini bebas ditempatkan dengan berbagai posisi tanpa khawatir tumpah. Namun karena wadahnya tertutup rapat pula aki seperti ini tidak tahan pada temperatur tinggi sehingga dibutuhkan penyekat panas tambahan jika ia diletakkan di ruang mesin.

H. Prinsip Kerja Baterai

Prinsip kerja battery secara umum adalah sebagai berikut:
1. Saat baterai mengeluarkan arus:
a. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
b. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.

2. Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).

PERUBAHAN KIMIA SELAMA PENGISIAN DAN PEMAKAIAN




1. Perubahan Kimia pada saat Pelepasan Muatan Listrik
Aki memberikan aliran listrik jika dihubungkan dengan rangkaian luar misalnya, lampu, radio dan lain-lain. Aliran listrik ini terjadi karena reaksi kimia dari asam sulfat dengan kedua material aktif dari plat positif dan plat negatif. Pada saat pelepasan muatan listrik terus menerus, elektrolit akan bertambah encer dan reaksi kimia akan terus berlangsung sampai seluruh bahan aktif pada permukaan plat positif dan negatif berubah menjadi timbal sulfat. Jika Aki tidak dapat lagi memberi aliran listrik pada voltage tertentu, maka aki tersebut dalam keadaan lemah arus (soak).

2. Perubahan Kimia pada saat Pengisian Muatan Listrik
Pada proses pengisian muatan listrik, kembali terjadi proses reaksi kimia yang berlawanan dengan reaksi kimia pada saat pelepasan muatan. Timbal peroksida terbentuk pada plat positif dan timbal berpori terbentuk pada plat negatif, sedangkan berat jenis elektrolit akan naik, karena air digunakan untuk membentuk asam sulfat. Aki kembali dalam kondisi bermuatan penuh.

3. Penurunan Berat Jenis Accu Zuur selama Pelepasan Muatan Listrik
Berat jenis accu zuur akan turun sebanding dengan derajat pelepasan muatan, jadi jumlah energi listrik yang ada dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis accu zuurnya, misalnya aki mempunyai berat jenis accu zuur 1.260 pada 20°C, bermuatan listrik penuh, setelah melepaskan muatan listrik berat jenisnya 1.200 pada 20°C, maka Aki masih mempunyai energi listrik sebesar 70%



4. Berat Jenis Accu Zuur Tergantung dari Suhu
Berat jenis accu zuur berubah tergantung dari temperaturnya, jadi pembacaan berat jenis pada skala hudrometer kurang tepat sebelum dilakukan koreksi suhu. Volume accu zuur bertambah jika dipanaskan dan turun jika dingin, sedang beratnya tetap. Jika Volume bertambah sedang beratnya tetap maka berat jenis akan turun. Berat jenis turun sebesar 0.0007 untuk kenaikan tiap derajat celcius dalam suhu batas normal Aki. Standar berat jenis menurut perjanjian adalah untuk suhu 20°C.

Rating Kapasitas Battery
Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh. Kapasitas baterai menunjukkan jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik. Kapasitas baterai dipengaruhi oleh ukuran plat, jumlah plat, jumlah sel dan jumlah elektrolit baterai. Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:

1. Cranking Current Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan menentukan kapasitasnya. The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas baterai dengan SAE Cranking Current atau Cold Cranking Current (CCA Cold Cranking Ampere). Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.

2. Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat Celsius setelah sistim pengisian dilepas. Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).

3. Ampere Hour
Kapasitas baterai adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt. Sebagai contoh: Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60 AH. Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 Oc.

Kapasitas dan Pengetesan Baterai

Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap, sampai dicapai voltage ahir. Besarnya ditentukan dengan mengalikan besar arus pelepasan dengan waktu pelepasan dan dinyatakan dalam AH (Ampere Hour). Jadi untuk menyatakan kapasitas baterai, perlu ditentukan laju arus pelepasan. Karena kapasitas baterai tergantung dari kuat arus pelepasan. Misalnya suatu baterai mempunyai kapasitas 100 AH untuk laju arus 20 jam. Ini berarti baterai tersebut sanggup melepaskan muatan sebesar 5 ampere selama 20 jam. Tapi tidak berarti mampu melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam. Jadi jika ingin membandingkan kapasitas baterai perlu disamakan dahulu laju arus pelepasan muatan listriknya.

Pengetesan Battery
Kondisi dari sebuah baterai ditunjukan oleh berat jenis larutan elektronitnya. Salah satu cara yang paling sederhana dan lebih dipercaya adalah dengan mengukur berat jenis dari larutan elektrolit. Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit disebut “Hydrometer” dan dilengkapi dengan thermometer untuk mengetahui temperatur elektrolit. Hydrometer dikalibrasi untuk mengukur berat jenis elektrolit pada temperature standar (JIS) 20oC (68oF). Untuk menentukan pembacaan berat jenis yang benar adalah sebagi berikut :

Bila suhu di atas 20oC (68oF), ditambah 0,0007 tiap kenaikan 1oC. - Bila suhu di bawah 20oC (68oF), dikurangi 0,0007 tiap penurunan 1oC.

Sebagai contoh, pada suhu 49oC didapatkan pembacaan berat jenis elektrolit 1,2597. Dimana pengukuran ini suhu elektrolitnya 29oCdi atas standar yang ditetapkan yaitu 20oJIS. Sehingga pembacaan berat jenis yang sebenarnya dihitung dengan rumus sebagai berikut :

S20 = St + 0,0007 (t – 20)
= 1.2597 + 0,0007 (49 – 20)
= 1,2597 + 0,0203 = 1,28

Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperature adalah 1,28

I. Cara Perawatan Baterai

Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang battery (accu):

1. Accu termasuk benda yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan posisi Accu mobil pada lokasi yang kurang aman.
2. Selalu meng-kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan karena akan mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan uapnya.
3. Periksa terminal Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram dengan air panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat menggerus terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.
4. Accu mengandung bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan membuang Accu bekas. Umumnya pedagang aki menerima atau membeli aki bekas untuk didaur ulang. Selain menjaga lingkungan, Accu bekas ini dapat mengurangi biaya pembelian Accu baru.
5. Salah satu kelemahan Accu tipe “basah” yang digunakan pada mobil retro adalah tingkat penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda logam di sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian (recharge), akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup cell. Dalam kondisi normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar. Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas Accu.

Pemeriksaan Baterai

Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu:

1. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual meliputi :
a. Kotak baterai
Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi secara visual, jenis kerusakan kotak baterai antara lain: kotak retak akibat benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat keretakan atau mengembang.

b. Sel-sel baterai
Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai.

c. Terminal baterai dan konektor kabel
Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yang sering mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat kenektor kendor atau kotor.

d. Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian berlebihan (over charging) maka elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus pandang. Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower Level.

e. Kabel Baterai

Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar arus dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal baterai.

f. Pemegang Baterai
Pemengang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar goncangan baterai dapat dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih lama. Gangguan pada pemegang baterai antara lain kendor akibat mur pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/ grease.

2. Pemeriksaan Elektrolit dan Kebocoran
Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.

Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.

Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.

Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:

S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
S 20 ºC : Berat jenis pada temperature 20 ºC
St : Nilai pengukuran berat jenis
t : Temperatur elektrolit saat pengukuran

Contoh:

Tentukan berat jenis baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC, menunjukkan berat jenis 1,260.
S 20 ºC = St + 0,0007 x (t - 20)
= 1,260 + 0,0007 x ( 0 – 20)
= 1,260 – 0,014
= 1,246

Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah sebagai berikut:
Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ elektrolit


Bisa juga menggunakan alat hydrometer yaitu alat untuk mendeteksi berat jenis pada cairan elektrolit pada baterai
Cara mengoperasikan hidrometer sebagai berikut:
a. Masukkan ujung hydrometer kedalam lubang sel sampai menjentuh permukaan caira elektrolit
b. Tekan karet pada ujung hydrometer sampai ke dalam
c. Setelah kembali ke posisi semula maka kalian dapat melihat hasil yang di tentukan pada aurometer

Cara menghitung hasil penggukururan berat jenis air elektrolit dapat dilihat pada tabel diatas sebagai berikut:
a. Good/warna hijau = Kondisi air elektrolit sangat baik
b. Fair /warna putih = Kondisi caira accu baik
c. Recharge/warna merah = Kondisi air elektrolit perlu pengisian / stroom

3. Pengujian Beban

Untuk melakukan pengetesan dengan aman, dibutuhkan peralatan dan pengalaman yang memadai. Karena itu, sebaiknya tes ini dilakukan di bengkel baterai. Kalau ingin melakukan, buanglah arus dari baterai sebanyak empat kali dari kapasitasnya. Setelah itu, diamkan baterai selama lima detik, kemudian ukur tegangan baterai. Tegangan terminal harus 9,6 Volt atau lebih. Jika kurang, ganti baterainya.

Kebocoran Arus
Adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami pengosongan, sehingga bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik yang tersimpan pada baterai dapat berkurang cukup banyak sehingga mesin sulit dihidupkan.

Mobil sulit distart di pagi hari, adalah salah satu akibat yang ditimbulkan dari :
a. Clamp Pengikat kutub + dan – aki yang kurang kencang, atau timbulnya kerak putih disekitar kepala aki.
b. Kondisi air accu (electrolit) yang kurang sesuai dengan yang dipersyaratkan di bagian luar aki.
c. Bagian body accu sudah mengembung atau bocor.

Cara Menghemat Accu

Bila mana aki yang setelah kurang lebih satu tahun kita pakai mulai rewel alias 'zwak', ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperlama umur aki, mengingat harganya cukup mahal.
a. Sebelum 'disetrum' ulang, buang seluruh cairan asam sulfat yang tersisa dalam aki. Lalu dibilas dengan air murni sebanyak empat kali, dan isi dengan cairan accu zuur. Setelah itu dapat 'disetrum'. Pada pemakaian normal, aki dapat bertahan selama satu sampai tiga bulan.
b. Atau dapat juga setelah mobil atau motor diparkir, lepaskan salah satu kabel pada kutub positif aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir. Dan sebaiknya jangan menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
c. Dan sebelum terjadi dua hal di atas, perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan. Dan selain itu juga massa jenis air aki juga harus diukur dengan hidrometer secara berkala.

Bila ternyata ketiga cara di atas tidak maksimal, mungkin sudah saatnya kita perlu membeli aki baru. Kita juga harus ingat, semua barang memiliki umur ekonomis, artinya setelah jangka waktu tertentu digunakan, barang tersebut secara perlahan-lahan akan berkurang kemampuannya dan rusak.

Trik Memperpanjang Usia Accu

1. Pastikan semua peralatan elektronik telah dimatikan sebelum kita mematikan mesin. Berbagai peralatan yang dibiarkan hidup tidak hanya akan menguras daya accu mobil tetapi juga berisiko merusak sistem listrik mobil.
2. Pastikan accu mobil sudah terisi penuh (sudah dicharge) jika kita tidak menyalakan mobil selama satu atau dua minggu. Jangan biarkan accu mobil kering (tidak terdapat daya listrik). Memanaskan mobil secara teratur meskipun tidak digunakan baik untuk menjaga agar accu tetap terisi.
3. Hindari korosi. Korosi atau karat pada terminal accu dapat memperpendek umur accu. Bisa disemprot silicon atau penetran pada kutub kutub accu untuk perawatan. Jika tidak sempat membersihkan sendiri, pastikan montir di bengkel untuk memeriksa dan membersihkan terminal accu secara teratur.
4. Periksa adanya kabel yang longgar serta periksa pula dudukan accu. Dudukan accu yang berkarat dianjurkan untuk diganti. Dudukan yang rusak atau berkarat berpotensi membuat posisi accu tidak stabil sehingga akan bergetar atau berpindah posisi yang pada gilirannya memperpendek umur accu.
5. Drive belt pada mobil juga perlu diperiksa secara berkala. Belt yang rusak akan membuat proses charging accu tidak sempurna.
6. Mengunakan tambahan lampu dan aksesori dengan bijak, dan sesuaikan dengan kapasitas accu.

Perawatan Baterai

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan baterai :

1. Baterai yang tidak dipakai harus disimpan di tempat yang kering, sejuk dan tidak kena sinar matahari langsung, karena bias mempercepat reaksi kimia (self discharge)
2. Baterai yang diterima lebih dahulu sebaiknya didahulukan pemakaiannya.
3. Untuk baterai tipe basah, perlu adanya pengisian secara periodi, yaitu minimal 1 bulan sekali, untuk menjaga baterai tetap full charge dan tidak cepat rusak.

Peringatan Keselamatan

Asam Sulfat sangat berbahaya, dapat menyebabkan kulit dan mata teriritasi dan terbakar. Asam Sulfat juga dapat menyebabkan ledakan pada beberapa kasus. Saat bekerja dengan Aki dan Elektrolit, lindungi diri kita dengan kaca mata pelindung, dan pelindung wajah. Pakailah bahan garmen untuk melindungi wajah, tangan dan tubuh. Selain hal-hal di atas, perhatikan dengan tindakan-tindakan pencegahan di bawah ini:

1. Selalu bekerja di udara terbuka atau tempat yang mempunyai ventilasi besar pada saat bekerja dengan aki.
2. Pastikan tempat sekitar kita bebas dari sumber api ataupun percikan api, bahkan rokok. Sumber api dapat menyebabkan aki meledak.
3. Selalu pastikan tutup pengisian Elektrolit tertutup erat dan tepat.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
5. Selalu putuskan hubungan kabel negatif terlebih dahulu pada saat pelepasan aki, dan menghubungkannya paling akhir pada saat pemasangan aki.
6. Jangan pernah bersentuhan dengan aki pada saat pengisian aliran listrik (charging), pengetesan, atau penyetruman mesin.
7. Matikan semua kelistrikan sebelum memutuskan koneksi arus listrik.
8. Sebelum menggunakan alat yang dapat menghantarkan listrik (konduktor), pindahkan barang-barang yang mengandung metal yang ada pada tangan ataupun lengan (jam tangan).


BAB III
PENUTUP


A. Simpulan

1. Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkannya dalam bentuk listrik
2. Fungsi baterai adalah sebagai penyedia listrik pada sistem kelistrikan pada kendaraan.
3. Konstruksi baterai ada dua yaitu konstruksi comound dan konstruksi solid
4. Komponen dari baterai yaitu kotak baterai, elektrolit, sumbat ventilasi, plat positif dan negatif, separator, lapisan fiber glass, penghubung sel, sel baterai
5. Tipe baterai yaitu tipe basah dan tipe kering

B. Saran

Penulis menyarankan apabila memerlukan baterai sebaiknya baterai yang berkualitas dan juga dipergunakan seperlunya atau dirawat dengan sebaik mungkin serta dipergunakan sesuai aturan yang ada supaya tidak menimbulkan kecelakaan atau meledak saat dipergunakan pada saat keadaan tertentu.
Dengan demikian terhindar dari jangkauan anak-anak serta menjadikan ramah lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA


http://inverterkarangpundung.blogspot.com/2013/04/definisi-dan-pengertian-battery-aki-accu.html"
http://ekodiaz.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tips-merawat-accu.html
http://teknikmesin-antonjepry.blogspot.com/2013/02/makalah-baterai_5.html
http://ki-tapunya.blogspot.com/
http://yamatoikwan.blogspot.com/2013/03/mengenal-accu-aki-akumulator-baterai.html
http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian_30.html
http://www.inverterplus.com/2010/04/tips-merawat-aki-mobil.html
http://otomotif.kompas.com
http://laurensiussteven.blog.friendster.com/tag/baterai/
http://www.mercubuana.ac.id






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas Disusun untuk memenuhi tugas mata Teknik Listrik dan Elektronika Lanjut. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Sistem Listrik Starter yang di dalamnya berisi pembahasan tentang pengertian, prinsip kerja, Komponen dan lain lain

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalahini sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Surakarta, 5 Maret 2014

 
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesintersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol danmembantu untuk menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya sisten starter pada kendaraaa, mobil padaumumnya menggunakan motor listrik yang digabungkan dengan magnetic switch yangmemindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke padabagian luar dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ).

Pada jaman dulu sebelu motor starter ditemukan untuk menghidupkan kendaraan dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros engkol, selain itu ada juga motor starter yang meggunakan energy listrik namun masih sangat kuno,seiring perkembangan jaman kini telah bayak ditemukan motor starter yang lebih modern dan tentunya lebih baik.

Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecilyang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motorstarter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Starter?
2. Apa fungsi dari komponen komponen Sistem Starter?
3. Bagaimana prinsip kerja Sistem Starter

C. Tujuan
1. Mengetahui Sistem Starter
2. Mengetahui fungsi dari Komponen Komponen Sistem Starter
3. Mengetahui prinsip kerja Sistem Starter


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Sistem Starter

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

B. Fungsi Sistem Starter

Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.

C. Jenis Sistem Starter

1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)

2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.

3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.

D. Komponen Sistem Starter

1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter

b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter

c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar 
 

Gambar II.1. Motor Stater

d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik

2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.

b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar.
Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).

Gambar II.2. Armature

c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.

Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil

d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.

 
Gambar II.4. Brush

e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar II.5. Starter Clutch

f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui teminal utama.

Gambar II.6. Sakelar Magnet

g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7. Armetur Brake

h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8. Driver Lever


E. Type Motor Starter

Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :

1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)

a. Kelebihan

Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.

b. Kekurangan Motor starter tipe Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka memerlukan tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.

2. Reduction Type Starter Motor

Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor

a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle gear.

b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.

3. Planetary Type Starter Motor

Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor

a. Kelebihan

Sistem stater dengan motor stater tipe planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor stater jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier shaft). Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut berputar. Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.

b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.

F. Prinsip Kerja Sistem Starter

1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik

2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik

Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming

3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.

Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter

G. Cara Kerja Sistem Starter

1. Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)

Arus listrik mengalir :

a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)

b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C -----> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:

1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung

2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Arus listrik mengalir :

a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa

b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan angker -----> MassaSehingga:

Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery langsung lewat main switch ke motor).

3. Pada Saat Starter Switch OFF
Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF

a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil -----> Massa

b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan angker -----> Massa

Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus

H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki

Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil

Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.

a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil

1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.

2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya

3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine tersebut hidup.

4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.

5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).

b. Cara kerja sistem starter pada mobil

1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat flywheel pun ikut berputar.

2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi rusak.

I. Sistem Listrik Starter Pada Motor

c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor

1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.

2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.

3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.

4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.

5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada Sepeda Motor

d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor

1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.

2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja

b. Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.

Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra

Cara kerjannya adalah :

Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :

BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.

e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter

Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin hidup.

Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).

f. Mekanisme Kopling Satu Arah

Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

J. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter

1. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a. Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.
c. Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.

2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)
a. Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan relay starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay starter.

b. Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :
1) Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat kunci Kontak posisi ON.
2) Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian periksa kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.

c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa kontinuitas antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay dihubungkan dengan baterai.
2) Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.

3. Pemeriksaan Motor Starter
a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b. Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya hubungan singkat pada kumparan armatur.
c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :
1) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :
1) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
2) Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan poros armatur. Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa sikat-sikat :
1) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
2) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3) Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body). Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada kontiunitas.

4. Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a. Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke poros engkol.
b. Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c. Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara berisik.
d. Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap keausan/kerusakan.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka sampailah kita pada tahap kesimpulan. Dengan adanya berbagai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan bahwa :

1. Motor Starter, itu merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam proses menghidupkan mesin kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor Starter tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan komponen – komponen kendaraan.

2. Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan cara memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal.

3. Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
Ø Kunci kontak (ignition switch)
Ø Fuse ( fusibel link )
Ø Kabel penghubung
Ø Baterai
Ø Motor Starter

B. Saran
Dari pembahasan dan simpulan diatas dapat dituiskan saran – saran sebagai berikut :
Dalam mempelajari Sistem Listrik Stater harus di pahami penuh, agar dapat mengertahui hal hal yang terkecil, jika apabila ada masalah dalam sistem starter dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Kelebihan dan kekurangan Motor Starter http://pedabuntung.blogspot.com/2013/11/kelebihan-dan-kekurangn-motor-starter.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 15.30 WIB

Anonim. 2013. Makalah Sistem Starter. http://adf.ly/3185334/banner/http://twinwap.blogspot.com/2013/02/makalah-sistem-starter.html. Diakses pada tanggal 28 Februari 2014 Pukul 19.30 WIB

Anonim. 2013. Sistem Starter Sepeda Motor. http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2013/02/sistem-starter-sepeda-motor.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 20.00 WIB

Anonim. STARTER. http://icrixs.wordpress.com/pend-otomotif/kelistrikan/sepeda-motor/starter/. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014 Pukul 19.30 WIB

Hidayat, Rahmat. 2014. Sistem Starter Mobil. http://ki-tapunya.blogspot.com/2014/02/sistem-starter-mobil.html. Diakses pada tanggal 4 Maret 2014 Pukul 19.30 WIB